
BESAHAJA - CBM GLOBAL
Sejak tahun 2024, Jaringan Peduli Masyarakat (JPM) bekerjasama dengan Yayasan AYO Indonesia dan Yayasan PAPHA Indonesia dan di dukung oleh CBM Global serta pemerintah Australia melalui Program Kerjasama NGO Australia (ANCP), telah memulai inisiatif proyek BERSAHAJA ‘Bersama untuk Flores yang Sehat Jiwa’ yang akan diimplementasikan selama tiga tahun. Proyek ini bertujuan untuk membantu Orang Dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) dalam meningkatkan kualitas hidupnya dan membentuk sistem layanan kesehatan jiwa yang terintegrasi dengan dukungan dan partisipasi aktif masyarakat.
PROJECT OVERVIEW
BERSAMA FLORES YANG SEHAT JIWA
Sejak tahun 2024, Jaringan Peduli Masyarakat (JPM) bekerjasama dengan Yayasan AYO Indonesia dan Yayasan PAPHA Indonesia dan di dukung oleh CBM Global serta pemerintah Australia melalui Program Kerjasama NGO Australia (ANCP), telah memulai inisiatif proyek BERSAHAJA ‘Bersama untuk Flores yang Sehat Jiwa’ yang akan diimplementasikan selama tiga tahun. Proyek ini bertujuan untuk membantu Orang Dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) dalam meningkatkan kualitas hidupnya dan membentuk sistem layanan kesehatan jiwa yang terintegrasi dengan dukungan dan partisipasi aktif masyarakat.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi gangguan jiwa di Indonesia mencapai 6,1%, dengan NTT menempati urutan ketiga tertinggi setelah Sulawesi Tengah dan Gorontalo. Kasus depresi pada penduduk usia ≥15 tahun di NTT tercatat sebesar 9,7%, dengan angka bunuh diri yang mencapai 1.200 kasus dalam lima tahun terakhir (2018–2023). Di tingkat kabupaten, data dari Dinas Kesehatan menunjukkan peningkatan jumlah ODDP.
Pada 2023, Manggarai mencatat 754 kasus ODDP, sementara Sikka melaporkan peningkatan dari 1.157 kasus (2022) menjadi 1.166 kasus (2023). Sayangnya, akses terhadap layanan kesehatan jiwa masih sangat terbatas, dengan hanya satu Rumah Sakit Jiwa di Kupang. Fasilitas rehabilitasi juga masih sangat minim, dengan hanya satu pusat rehabilitasi di Manggarai yang melebihi kapasitasnya dan tidak terdapat psikiater di Manggarai, serta hanya dua psikiater di Sikka untuk melayani seluruh populasi.
Faktor sosial dan ekonomi, seperti kemiskinan, stigma, serta minimnya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan jiwa, memperburuk kondisi ini. Di beberapa wilayah, ODDP masih mengalami pemasungan atau dikucilkan dari lingkungan sosial. Upaya promotif dan preventif belum berjalan optimal, sementara layanan kuratif sering terhambat oleh keterbatasan obat dan sumber daya.
Proyek ini mengadopsi pendekatan rehabilitasi berbasis masyarakat (community-based approach). pendekatan ini akan memberikan perhatian khusus pada keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat serta para pemangku kepentingan di semua tingkatan serta pentingnya melibatkan keluarga, masyarakat, dan organisasi lokal dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan dan implementasi program. Hal ini akan memastikan bahwa program yang diimplementasikan relevan, berkelanjutan, dan dapat diadopsi oleh komunitas.
PROJECT STRATEGIES
PROJECT OUTPUT
Kesadaran keluarga, masyarakat, dan pemerintah tentang kesehatan jiwa terpadu meningkat. HAktivitas: Sosialisasi tentang kesehatan jiwa di berbagai level masyarakat, produksi dan penyebaran media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) pelatihan untuk media tentang kesehatan jiwa
Peningkatan kapasitas petugas kesehatan dan kader dalam memberikan layanan kesehatan jiwa yang komperehensif.
Aktivitas: Pelatihan Kader, Tenaga Kesehatan, Pengembangan sistem koordinasi dan forum tingkat Kecamatan
Terbentuknya jaringan kerja kesehatan jiwa terpadu . Aktivitas: Memfasilitasi terbentuknya, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Kabupaten. Pengembangan Sistem Koordinasi dan Forum tingkat Kecamatan
ODDP dipulihkan dan mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang lebih luas
PROJECT BACKGROUND



DISTRIBUSI START UP KIT UNTUK ODDP YANG TELAH PULIH


PELATIHAN TAK BAGI KADER KESEHATAN


HOME VISIT KADER KESAWA


PELATIHAN PANGAN LOKAL
DONOR




MITRA





LOKASI PROGRAM
