Program DESA SANITASI SEHAT NUNSAEN - PLN UIW NTT
Tentang Program DESA SANITASI SEHAT NUNSAEN - PLN UIW NTT


Desa Nunsaen merupakan salah satu desa di Kecamatan Fatuleu Tengah, Kabupaten Kupang. Desa ini terletak di kaki Gunung Fatuleu yang mana Gunung Fatuleu merupakan salah satu destinasi wisata di Kabupaten Kupang dan dihuni oleh 628 Kepala Keluarga. Berdasarkan data stunting bulan Februari 2021, tercatat bahwa terdapat 105 orang anak stunting di desa Nunsaen. Angka ini merupakan jumlah kasus stunting tertinggi kedua di kabupaten Kupang.
Tingginya angka stunting di desa Nunsaen disebabkan oleh asupan makanan bergizi dan seimbang yang kurang, pola asuh yang kurang memadai dan akses air bersih yang minim serta sanitasi yang belum memadai.
Hal ini diperkuat oleh hasil SMART survey pada bulan Februari 2016 yang dilakukan oleh ACF bekerja sama dengan Unicef di kabupaten Kupang, di mana ditemukan fakta – fakta yang mendukung pernyataan tersebut di atas terkait penyebab kurang gizi, yaitu:
Makanan bergizi – adanya variasi makanan yang rendah di Kupang, yaitu hanya terdapat 18,5% anak-anak usia 6-23 bulan yang mengkonsumsi jenis kelompok makanan yang cukup (sedikitnya 4 kelompok makanan).
ASI eksklusif – hanya 65% bayi 0-5 bulan di Kupang diberikan ASI tapi hanya 33% bayi usia 5 bulan yang mendapat ASI eksklusif.
Air – terdapat 28,9% rumah tangga yang masih mendapatkan air dari sumber tidak aman (sungai, danau atau sumur tidak terlindung) di kabupaten Kupang.
Akses air bersih yang jauh dari rumah dan pada umumnya diambil oleh wanita, sehingga menyebabkan wanita memiliki waktu lebih sedikit untuk mengasuh anak-anaknya. Disamping itu, hanya 40,7% rumah tangga yang mempunyai jamban yang higienis/sehat (baik itu milik sendiri atau digunakan bersama-sama).
Berbagai faktor mempengaruhi terjadinya kondisi prevalensi angka stunting yang tinggi, diantaranya: kurangnya pemahaman orang tua/keluarga mengenai pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan bagaimana penerapannya, kurangnya pemeriksaan kesehatan yang rutin mulai dari kehamilan sampai pada persalinan, kurangnya asupan gizi yang memadai selama kehamilan maupun selama menyusui serta kurangnya pemahaman pada pemberian makanan pendamping ASI bagi anak, kurangnya akses pada makanan yang bergizi yang tersedia yang mudah diakses di desa, kurangnya akses air bersih dan sanitasi yang belum memadai pada tingkat masyarakat, dll.
Di lain pihak, tantangan yang dihadapi oleh pihak desa adalah tidak adanya tenaga yang berpengalaman dan memiliki kemampuan untuk memfasilitasi dalam merancang kegiatan – kegiatan yang dapat dilakukan di desa dan bagaimana memfasilitasi pelaksanaan kegiatan – kegiatan tersebut untuk mencegah dan mengatasi masalah stunting. Sejauh ini pemahaman pemerintah masyarakat desa dalam mengatasi isu stunting hanyalah sebatas pada Pemberian Makanan Tambahan (PMT) saja. Padahal, sesuai dengan petunjuk penanganan stunting dari Kementerian Kesehatan bahwa upaya penanganan stunting jauh lebih beragam dan lebih kompleks dan digolongkan dalam dua kategori besar yaitu intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif yang mencakup berbagai kegiatan di dalamnya yang komprehensif dan terintegrasi.
Mencermati dan menyadari kondisi ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk wilayah NTT sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), memiliki kepedulian untuk membantu masyarakat Desa Nunsaen untuk mencegah dan menangani stunting serta berkontribusi dalam meningkatkan kondisi sanitasi yang layak di Desa Nunsaen. Melalui program ini, PLN Unit Induk Wilayah NTT bekerja sama dengan Yayasan Jaringan Peduli Masyarakat (JPM) sebagai pelaksana kegiatan program di desa Nunsaen.